Jumat, 20 Juli 2012

Sepenggal resensi dari roman Bumi Manusia

“ Cerita..selamanya tentang manusia, kehidupannya, bukan kematiannya. Ya, biarpun yang ditampilkannya itu hewan, raksasa atau dewa ataupun hantu. Dan tak ada yang lebih sulit dipahami daripada sang manusia.. jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biarpun penglihatanmu setajam mata elang; pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka daripada dewa, pendengaranmu dapat menangkap musik dan ratap tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput”. Itulah potongan prakata Promoedya A.T (Alm) dalam roman tetralogi "Bumi manusia" yang masih terus saya ingat sampai saat ini. Meski roman itu saya baca kurang lebih 4 tahun yang lalu, namun bekasnya masih tersisa mengendap dalam ingatan saya. Bagi beberapa kalangan roman ini cukup sering dibahas sebagai salah satu novel yang memiliki nilai sastra tinggi. Sepengatuhan saya, roman ini pun telah banyak diterjemahkan kedalam berbagai bahasa dan mendapat beberapa penghargaan sebagai salah satu roman terbaik. Ketertarikan saya pada roman ini tidak saja pada ramuan kata-kata yang dirangkai oleh si pengarang, tapi juga dari sisi humanisme yang cukup membuat si pembaca tergelitik. Bagaimana tidak, para pembaca akan disajikan sebuah kenyataan tentang keadaan pribumi bangsa yang medapat perlakuan yang kurang manusiawi dalam masa penjajahan kala itu. Selain penghargaan, roman ini cukup banyak mengundang antusias pembaca untuk menuliskan resensi. Penulis resensi tidak hanya dari kalangan sastrawan yang lebih mengerti tentang sastra, tapi juga dari kalangan pembaca umum yang tidak terlalu mengerti tentang sastra. Hal ini bisa dilihat dari beberapa blog di internet yang membahas tentang roman epik ini. Dari beberapa resensi jenis sastra yang ditulis oleh Pram (Alm) sapaan dari pramoedya ananta toer bergaya realisme sosial. realisme sosial merupakan salah satu gaya penulisan dimana penulis menuliskan cerita tentang keadaan sebenarnya yang terjadi pada masyarakat. Dari beberapa karya yang beraliran realisme sosial banyak yang pengarang mengungkapkan ketimpangan sosial di masyarakat yang di sebabkan oleh kekuasaan, politik dan pemerintahan yang dirasakan sepihak.

Rabu, 06 Juni 2012

diam adalah kedamaian

beberapa penulis, penyanyi, penyair, seniman dan aktivis telah banyak menampilkan dan menyerukan wajah kedamaian. seperti yang gue tahu banyak yang kaga suka pertempuran kekerasan baik secara fisik maupun secara verbal. kita saling menghormati perbedaan diantara sesama. dan gue lebih milih diam.

sampah

perhelatan tentang banjir memang sudah jadi cibiran. sampah mempora-porandakan laju sebuah air, menutup sedikit demi sedikit lubang-lubang yang akhirnya mampet. bau teri campur aduk sudah biasa. bagi pandangan saya buang sampah sembarangan bukanlah suatu perihal baru dari entah zaman tidak menjadi masalah. kalo kita lihat di perkebunan sampah toh banyak berserakan, smpah sampah itu adalah sampah yang lebur dengan tanah. dari sejak kecil jajanan yang biasa kita makan tidak memakai wadah seperti plastik dan bahan yang sulit lebur bersama tanah. di warung-warung kecil di perkampungan dulu lebih banyak menggunakan dedaunan simpel alamiah. kalo mau merujuk pada siapa yang perlu dihimbau, menurutku ya mereka para produsen para pemilik pabrik. masyarakat itu kan komsumen kok malah yang mesti repot? yang menikmati hasil para produsen.

Minggu, 03 Juni 2012

fans hahaha

ada yang senang melihatmu menggembala ribuan manusia. lima diantaranya berujar bahwa suaramu lantang. lima diantaranya akan senang sekali jikalau kau mau membuka celana dalammu berlrnggok di atas karpet yang merah. ada yang senang melihatmu berkeliling dari satu lampu ke lampu. sekarang sudah bertambah 6 yang berujar bahwa suaramu lantang bak sound sistem di pagi hari yang membangunkanku dari lelapku. sekarang bertambah 7 yang akan senang jika melihatamu mencopot celana dalammu yang kau kenakan saat semalam saat bersamaku. sekarang naik dua tambahan telah menyukaimu, mau kau tambah lagi? akan bertambah lagi? siapa yang menambah? ditambah lagi? dikurangi? atau pas sudah kepuasanmu? cukup? aku di depanmu tertawa hahaha

Sabtu, 02 Juni 2012

Demonstrasi

Hey! tidak usah gaduh! warung kopi masih buka 24 jam kok. coba ambil gelas, terus gelar kerdus sebelum radio salah chanel.

siapa yang protes itu?

ada saja yang keluar berkelakar tentang sesuatu. ada lagi kata yang meramu sebuah ancaman. tidak bisakah kita duduk sila sambil meminum kopi?

Ijazah

jika memang status pendidikan membuatku berbeda. toh aku tanyakan apa itu yang membedakan? Ijazahku? simbol itu kan? setelah aku menjalani beberapa semester, toh tetap saja aku masih dipermainkan oleh keluarga. mereka yang mengatakan: "Setelah lulus kuliah tentu kamu berbeda dengan kami secara strata pendidikan. nanti kamu juga punya pekerjaan yang santai, tidak seperti kami yang bekerja seperti ini". tentu aku tidak bisa menerima hal semacam itu. apa aku harus mengakui kehabatan sebuah kertas yang kemudian dicorat-coret dan dinamakan IJAZAH. aku tidak malu karena orang tuaku hanya seorang petani. Apapun pekerjaan mereka aku tidak perduli. karena memang banyak bermacam simbol. Dan semua merujuk pada persamaan, kesatuan dan kasih sayang. aku sudah jengah dengan perbedaan antara aku dan kamu.

Jumat, 01 Juni 2012

mari merokok sembari minum kopi

entahlah, atas nama kebahagiaan orang tua katanya. haruskah si anak mengejar yang bukan kedamaiannya? orangtua lebih percaya bahwa kasta sosial sebagai simbol dapat membawa kebahagiaan. apa iya? yang aku lihat sebaliknya. beberapa kasuk pelik tentang hidup lebih banyak adalah tentang materialis. jika manusia dianggap hanya sekedar daging dan penampakannya, sudah tentu gesekan dan pertempuran berlarut tak sampai ujung. dendam? pada siapa aku mendendam? kita semua adalah satu. mereka adalah aku, aku adalah mereka. dendam pada diri sendiri? mungkin? apa sudah habis kasih sayang dari Tuhan sehingga kita membincangkan hanya tentang pertikaian dan kemarahan? siapa lagi yang akan mendongengkan cerita dan permainan indah kebahagiaan jika di hati kita yang tersisa hanya pedang, parang, tombak penikam sesama? sedari dulu mungkin aku belum menyadari, otak sebagai pembelenggu memang harus dipotong, digantung dan dibuang sekalian kepala kita. mari merokok sembari minum kopi hehe

Jumat, 18 Mei 2012

menurut gue, menurut lo?

kali ini gue mutusin buat nge-end kuliah gue. gue kaga mau jadi bagian dari yang menurut gue sistem pendidikan yang mmbodohi. liat aje , maska cuman gara gara nambahin 4 huruf dibelakang nama gue mesti ngerelain diputer-puterin ama orang akademik yang kaga mau diajak diskusi santai cuman atas nama sistem atau apa lah. tapi gue juga ga tau sih mereka sebagai pekerja, mereka bukan budak sistem bikinan atas nama proyek kepentingan individu/intansi atau apa lah namanya. otomatis gue juga kaga mau lah diperlakukan seperti itu.

makanan enak di tempat sampah kosan mahasiswi kere

suatu malam nongkrong di warkop ngeliat orang ngubek-ngubek tempat sampah di kosan yag penghuninya mahasiswa-mahasiswi tajir. dia nyari sisa-sisa makanan. gue nyoba nawarin sisa gorengan yang tadi dikasih orang. menurut gu gorengan itu masih layak dimakan, meskipun tinggal sedikit. dia nolak ga pake ngomong tapi pake gerakan tangan. si Ipin penjaga warkop ngomong pake nada heran " tu orang gila makan makanan dari sampah tapi kok tetep sehat aja ya" gue cuman nimpalin "hehe" eh disambetin ama die " Tuhan emang Maha Adil ye" gue sambetin lagi "hehe". kalo gue rasa-rasain tu orang ngomong "selow aje mas brew makanan yang gue dapet enak kok, tu mahasiswi emang ngehek makan enak begini kaga diabisin". emang gue liat sih itu makanan bungkusnya macem hokben gitu. alamak tau aje tu orang ye hehe begitu dah coy hehe juga wew hehe

Kamis, 12 Januari 2012

Rindu

merindu tidak pada bentuk
merindu kerinduan
mengenang tidak dalam bentuk
mengenang kenangan

jangan mengikutiku, jejakku sempit selebar bahu jika kamu bisa.